SUBANG – Program penanaman jahe merah yang sangat dibanggakan oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan dilaksanakan oleh BUMD Prov Jabar Agro Jabar yang dibiayai oleh BUMD Bank Bjb dengan nilai kisaran Rp 13 miliar harus bermanfaat bagi masyarakat.
Program taman jahe merah yang dilaksanakan di Desa Manyingsal Kecamatan Cipunagara, Kabupaten Subang harus mampu memenuhi harapan gubernur dan masyarakat Jawa Barat pada umumnya, ialah dapat meningkatkan PAD Jawa Barat dan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar.
Menurut Aktivis Subang, Jaka Arizona, PAD harus dimaksimalkan karena kedua badan usaha yang terlibat dalam program tersebut adalah badan usaha plat merah, sehingga masyarakat Jawa Barat berhak tau atas progres yang dihasilkan dari program tersebut.
“Apalagi dengan nialai yang fantastis, sehingga harus dapat dipertanggungjawabkan terhadap rakyat Jawa Barat,” kata Jaka, Selasa (15/9/2020).
Konsep usaha yang dirancang oleh kedua BUMD tersebut cukup bagus karena pangsa pasarnya sudah jelas, yakni untuk ekspor dan sudah ada yang membelinya, akan tetapi bagaimana dengan kondisi yang terjadi di lapangan saat ini, apakah pertumbuhan tanaman jahe merah yang ditanam dengan angka miliaran sudah sesuai dengan usia pertumbuhannya atau belum.
“Karena jika dilihat pada saat penanam yang mulai dilakukan bulan Februari dan sekarang sudah memasuki bulan ke tujuh tanaman jahe merah harus sudah tumbuh besar, karena biasanya usia 8-12 bulan jahe merah sudah siap dipanen, jangan sampai tanam jahe yang tumbuh rumput. Artinya jangan sampai program ini sebatas ceremonial belaka tanpa melalui perencanaan yang matang dari muali masa persiapan, masa tanam dengan memperhatikan tekstur tanah dan PH tanah, karena kita tahu bahwa lahan yang digunakan adalah lahan bekas perkebunan tebu yang banyak menyerap festisida dan insektisida,” katanya.
Lalu masa tanam hingga pemeliharaan yang serius sehingga menghasilkan panen yang sesuai harapan. Namun fakta dilapangan justru rumput tumbuh lebih subur ketimbang tanaman jahenya, bahkan menurut warga sekitar tanaman jahe yang seharusnya dipanen beberapa bulan lagi harus ditanam ulang karena tidak adanya curah hujan, dan masyarakat sekitar hanya dijadikan kuli saja.
“Oleh karena itu kami meminta kepada pemda jabar untuk turun langsung mengawasi program ini sampai tuntas, jika perlu menggandeng aparat penegak hukum agar apa yang sudah dikeluarkan tidak menjadi sia-sia dan hanya menguntungkan sebagian pihak saja,” pungkasnya.