BANDUNG – Taruna Siaga Bencana (Tagana) Jawa Barat menggelar Rapat Kordinasi (Rakor) di Gedung Moch Toha, Kabupaten Bandung, Sabtu (20/7/2019).
Kegiatan Rakor yang dihadiri oleh 500 orang dari tiap kabupaten/Kota di Jawa Barat tersebut bertujuan memperkuat dan mempersamakan persepsi dalam menerima dan menjalankan tugas dilapangan.
Kesiagaan dan proaktif Tagana sangat dibutuhkan sebelum dan sesudah terjadi bencana, investasi, konsilidasi, serta memberikan Informasi terhadap masyarakat dan mampu meminimalisir bencana.
Menurut Kasie Operasi Kantorsar Provinsi Jawa Barat, Rudi, bahwa Rakor Tagana yang di laksanakan di Kabupaten Bandung, bertujuan agar terciptanya sinergitas antar Tagana se-Jawa Barat.
“Dengan sistematis yang baik, satu komando yang mampu menangani pencarian serta penanggulangan bencana. Maka adanya Rakor ini dapat menjadikan pembekalan bagi para anggota Tagana,” kata Rudi.
Disaat yang sama, Dewan Penasehat Jawa Barat, Dedi Turyana, menambahkan bahwa Rakor Tagana yang saat ini diselenggarakan selain memperkuat dan mempersamakan persepsi juga ingin menjadikan kegiatan Rakor dapat memunculkan potensi dari anggota Tagana selain tugas selaku relawan bencana.
“Namun dibidang lain pun Tagana harus lebih kedepan, salah satunya bidang olahraga agar Tagana nantinya mempunyai atlet olahraga yang dapat memberikan nama baik Tagana maupun daerah,” jelas Dedi.
Masih lanjut Dedi, pihaknya berharap setiap event yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat dapat mencapai prestasi yang baik.
“Namun sejauh ini disetiap event hanya meraih juara umum kedua dan ketiga dalam dua tahun kebelakang. Dan kita berharap event ditahun 2019, menjadi juara umum satu,” katanya.
Disisi lain, Ketua Forum Pengurangan Bencana Jawa Barat, Soma menuturkan, bahwa wilayah Jawa Barat mempunyai ancaman dari tujuh gunung api yang aktif dan tiga sesar yang aktif, seperti sesar Balibis, Cimandiri dan sesar Lembang.
“Sedangkan tujuh gunung yang aktif saat ini yakni Gunung Gede, Gunung Salak, Gunung Gede Pangrango, Gunung Ceremai, Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Guntur, dan Gunung Papandayan,” katanya.
Maka apabila Tagana tidak tanggap darurat dalam memberikan informasi kepada masyarakat bagaimana nantinya kondisi yang akan terjadi.
“Maka peran Tagana harus yang terdepan dalam tugasnya agar masyarakat merasa tenang apabila ada informasi tentang bencana,” pungkas Soma.