SUBANG – Video Kades Jalancagak, Subang, Jawa Barat Indra Jainal menjadi viral di media sosial. Banyak yang membagikan video berisi protes kepada Presiden Joko Widodo dan Gubernur Jabar Ridwan Kamil itu.
Isi protes yang disampaikan sang kades adalah soal kekecewaannya terhadap bantuan sosial (bansos) bagi masyarakat terdampak corona (COVID-19).
Banyak bantuan dari pemerintah, baik pusat dan pemprov disebut tidak tepat sasaran. Antara data dari para RT/RW dan pemerintah berbeda. Sehingga menjadi polemik di kalangan masyarakat.
Menurutnya, pemberian bantuan kepada masyarakat harus terstruktur dan sistematis, tentukan dulu kuota masing-masing kabupaten/kota, kemudian baru bicarakan kebijakan tentang bantuan
“Kenyataan saat ini batuan tidak menggunakan data di kita. Pada RT dan RW yang mendapat kemarin datanya tidak dipakai. Ini yang menjadi masalahnya,” katanya.
Sehingga pemerintah di tingkat desa menjadi pihak yang disalahkan oleh masyarakat. “Jadi kepada pemerintah diatas harus benar-benar ditentukan dulu koutanyaa berapa, jangan sapai kita dibawah diserang masyarakat,” tegasnya.
Profil Kades Jalancagak
Sebenarnya siapa sosok Kades Jalancagak bernama Indra Jainal yang berani melakukan protes terhadap atasannya itu?
Sosok kades bernama Indra Jainal Alim SH sudah sangat familiar di kalangan masyarakat Desa Jalancagak, Kabupaten Subang. Selain karena pria yang saat ini menjabat Kepala Desa Jalancagak, juga gemar blusukan menemui warga.
Pria yang selalu tampil necis dan akrab disapa Kang Ajan ini hampir setiap hari melakukan pertemuan dengan masyarakat. Tidak hanya satu tempat, dalam sehari bisa berkunjung ke masyarakat di beberapa lokasi yang berbeda di wilayah desa Jalancagak.
“Istilah saya “ngaprak lembur newak aspirasi. Alhasil, banyak aspirasi warga yang bisa kita dengar langsung,” kata Indra saat ditemui disela sela belusukannya di dusun Cidaki seperti dikutip dari lampusatu.com beberapa waktu lalu.
Indra mengungkapkan, blusukan yang dilakukannya mendapat respon positif dari masyarakat. Sebab, dengan blusukan ini kades bisa bersentuhan langsung dengan masyarakat.
“Tujuannya, selain untuk memberi sentuhan kepada masyarakat bahwa ada esensi yang harus mereka pahami, terlebih tentang trnsparansi pengelolaan Anggaran APBDes sebagai wujud nyata keterbukaan pemerintah Desa Jalancagak,” katanya
Indra menilai, trnsparansi itu tak cukup hanya melalui papan transparansi atau baliho yang berukuran besar di kantor Desa Jalancagak.
“Dalam hal ini, tentu tak ada salahnya kepala desa menyampaikan langsung ke masyarakat, ya kan? ” ucapnya
Indra juga mengaku sudah banyak memahami masyarakat secara personal dan lingkungannya dari giat blusukan. Setiap terjun ke masyarakat, selalu mendapatkan aspirasi yang berbeda beda.
Ia mencontohkan pengalamannya saat berkunjung ke dusun Cidaki, ia menilai bahwa banyak permasalahan di dusun itu, diantaranya rusaknya saluran air atau drainase. Hal ini tentunya tidak cukup hanya sebatas didengar dengan telinga.
“Artinya, pemerintah harus siap untuk mendengarkan apa yang menjadi keluhan dan aspirasi warga, lalu kita musyawarkan untuk solusinya, karena desa punya anggarannya. Saya selaku kepala desa tentunya sangat terbuka dan transparan,” ungkapnya.
Menurutnya, program “ngaprak lembur newak aspiraai” (belusukan menjaring aspirasi) yang kerap dilakukannya itu menjadi penting untuk dilakukan.
“Karena tugas pemerintah adalah menyelesaikan masalah dan harus siap tanggung jawab mencari solusi sesuai apa yang diinginkan masyarakat. Kalau tidak mau riweh, ya tong hayang jadi pamimpin ( jangan mau jadi pejabat,” pungkasnya.